Manokwari (cvtogel) – Dalam upaya mempercepat pencapaian swasembada pangan. Pemerintah melalui Kementerian Pertanian (Kementan) menggabungkan lembaga penyuluhan pertanian ke dalam struktur kementerian.
Pada hari Minggu, Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian Kementan, Doktor Tedy Dirhamsyah, menjelaskan di Manokwari, Papua Barat, bahwa para penyuluh akan dipindahkan dari struktur pemerintah daerah menjadi bagian dari kementerian.
Langkah strategis ini adalah pelaksanaan dari Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 3 Tahun 2025 tentang Pemanfaatan Penyuluh Pertanian, yang bertujuan untuk meningkatkan fungsi penyuluh pertanian.
“Tanggal 26 Juli yang lalu, kami telah melakukan sosialisasi Inpres Nomor 3 kepada semua pemangku kepentingan di Papua Barat. Penyuluh pertanian akan dipindahkan dari struktur pemerintah daerah,” ujar Tedy.
Ia menjelaskan bahwa pemindahan penyuluhan pertanian ke dalam struktur kementerian sangat penting untuk meningkatkan koordinasi dan mempercepat pencapaian kemandirian pangan, khususnya untuk komoditas padi.
Diharapkan sosialisasi Inpres Nomor 3 ini menjadi peluang untuk memperkuat kerja sama antar sektor dan memberi pelatihan kepada para penyuluh agar bisa menjadi motor pembangunan pertanian di daerah masing-masing.
“Ini akan menyatukan arah kebijakan antara pusat dan daerah supaya program dapat dilaksanakan secara optimal,” katanya.
Tedy menyampaikan bahwa saat ini cadangan beras Indonesia sudah mencapai 4,3 juta ton, dan kinerja produksi tersebut akan mendukung upaya nasional untuk mencapai kedaulatan pangan.
Program strategis Kementan untuk meningkatkan produktivitas pertanian meliputi pembukaan lahan sawah baru seluas 225 ribu hektare, optimalisasi lahan rawa dan non-rawa, serta perbaikan sistem irigasi.
“Optimalisasi lahan bertujuan untuk meningkatkan frekuensi penanaman, dari satu kali menjadi dua atau tiga kali dalam satu tahun,” jelas Tedy.
Dia juga menambahkan bahwa Kementan saat ini sedang mengembangkan program pompanisasi untuk lahan kering dengan target mencapai satu juta hektare, serta menyalurkan bantuan benih unggul untuk mendukung peningkatan hasil panen.
Pengelolaan lahan kering (tidak teririgasi) sebagai lahan pertanian aktif melalui cara kolektif oleh kelompok tani, diharapkan dapat memberikan dampak positif baik untuk hasil produksi maupun peningkatan skala usaha tani.
“Dari program ini, diharapkan petani dapat melakukan lebih dari satu kali penanaman dalam setahun,” tutup Tedy.
