Jakarta – Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) DR. Dr. Piprim Basarah Yanuarso, Sp. A, SubsKardio(K) menyatakan bahwa faktor gaya hidup yang menjadi kebiasaan orang tua memiliki pengaruh yang lebih besar terhadap risiko anak terkena diabetes tipe 2 dibandingkan dengan faktor genetik.

“Seringkali kita cenderung menyalahkan faktor genetik, padahal lazimnya kurangnya kegiatan fisik, kebiasaan ngemil, serta pola makan yang mirip itulah yang sebenarnya lebih berbahaya dibandingkan dengan faktor genetik semata,” ungkap Piprim kepada cvtogel pada hari Sabtu.

Piprim menekankan bahwa mengatur pola gaya hidup adalah lebih penting daripada sekedar menangani faktor genetik, karena anak akan meniru kebiasaan aktivitas dan konsumsi makanan orang tua.

Meskipun orang tua memiliki riwayat diabetes, kemungkinan anak untuk tidak mengidap penyakit ini akan meningkat jika sejak awal diterapkan gaya hidup sehat dalam keluarga, yang mencakup tidur yang cukup, olahraga secara teratur dengan intensitas yang tepat, puasa intermiten, serta pola makan yang kaya akan nutrisi, protein hewani, dan membatasi asupan gula serta karbohidrat yang cepat diserap.

Piprim juga menambahkan bahwa anak perlu diberi kebebasan untuk bergerak sebagai bagian dari rutinitas fisik harian agar tetap aktif dan sehat. Kegiatan fisik ini sebaiknya tidak terhalang oleh gangguan dari perangkat gadget, yang dapat membuat anak menjadi kurang aktif.

Hal ini juga berfungsi sebagai penghilang stres agar anak tidak menumpuk risiko penyakit di masa depan.

“Stres kronik serta kebiasaan overthinking dapat memunculkan berbagai penyakit. Oleh karena itu, penting untuk mencegah overthinking, di mana olahraga harus tetap dilakukan dalam jumlah yang cukup. Dengan demikian, jika seseorang mengalami stres fisik, maka stres psikologisnya akan berkurang,” jelasnya.

Piprim menginformasikan bahwa prevalensi diabetes tipe 1 pada anak di Indonesia masih cukup tinggi, mencapai hampir 90 persen, namun dengan meningkatnya konsumsi makanan manis dan gaya hidup yang malas bergerak, diabetes tipe 2 juga akan semakin mendekati prevalensi diabetes tipe 1.

Diabetes tipe 1 adalah penyakit autoimun yang menyebabkan pankreas tidak mampu memproduksi insulin, dengan gejala fisik anak yang kurus sejak kecil. Sebaliknya, diabetes tipe 2 terjadi akibat gangguan produksi insulin oleh pankreas dan resistensi insulin, yang berakar dari gaya hidup tidak sehat.

Piprim juga menjelaskan bahwa gejala diabetes tipe 1 dan 2 serupa, yakni anak sering merasa lapar meskipun telah makan banyak, meningkatkan frekuensi buang air, banyak minum, dan penurunan berat badan.

You May Also Like

More From Author