Semarang (CVTOGEL) – Kawasan Kota Lama Semarang kembali menjadi pusat perhatian masyarakat pada gelaran Wayang Orang on The Street (WOTS) yang digelar baru-baru ini. Pertunjukan seni tradisional yang memadukan teater, tari, musik, dan kisah pewayangan ini sukses menghadirkan kemeriahan dan antusiasme ribuan pengunjung dari berbagai kota.
Perpaduan Seni Tradisi dan Ruang Publik
WOTS merupakan konsep pertunjukan wayang orang yang digelar di ruang terbuka, tepat di jantung kawasan Kota Lama. Dengan latar bangunan kolonial berarsitektur Eropa, suasana Kota Lama yang romantis menghadirkan panggung alami yang memikat. Para penampil mengenakan kostum khas pewayangan yang megah, lengkap dengan tata rias yang rumit, sehingga setiap gerakan dan ekspresi tampak memukau meski disaksikan dari jarak jauh.
Tak hanya pementasan wayang orang, acara ini juga diramaikan dengan pertunjukan pendukung seperti tari kontemporer, penampilan marching band, serta flashmob yang melibatkan puluhan seniman muda. Kehadiran berbagai elemen seni ini menambah semarak pertunjukan dan membuat penonton dari anak-anak hingga orang dewasa terhibur sepanjang malam.
Lakon Spesial dan Cerita Penuh Makna
Dalam edisi terbaru, panggung WOTS menampilkan lakon “Sang Pinilih”, kisah yang diambil dari epos Mahabharata. Cerita ini menyoroti nilai keberanian, kejujuran, dan kebijaksanaan dalam menentukan pemimpin yang pantas. Sebelumnya, WOTS juga pernah menghadirkan lakon terkenal seperti “Pandawa Pitu” yang tak kalah memikat.
Para pemain tampil total, menjiwai karakter masing-masing sehingga alur cerita dapat dinikmati dengan mudah bahkan oleh penonton yang baru pertama kali menyaksikan wayang orang. Musik gamelan yang mengiringi setiap adegan menambah kekuatan dramatik dan membawa penonton larut ke dalam kisah.
Magnet Wisata Budaya Kota Lama
Pertunjukan WOTS menjadi agenda budaya yang selalu ditunggu, terutama oleh wisatawan yang berkunjung ke Semarang. Dengan tiket masuk gratis, acara ini berhasil menarik ribuan pengunjung, baik warga lokal maupun turis domestik dan mancanegara. Mereka memadati area Metro Point, Jalan Letjen Suprapto, yang disulap menjadi panggung megah sejak sore hari.
Selain menikmati pertunjukan, pengunjung juga dapat menyusuri sudut-sudut Kota Lama yang sarat nilai sejarah. Lampu-lampu kota yang temaram, kafe-kafe bergaya vintage, dan arsitektur bangunan peninggalan Belanda menghadirkan pengalaman wisata malam yang tak terlupakan.
Dukungan Pemerintah dan Komunitas Seni
Kesuksesan WOTS tak lepas dari dukungan Pemerintah Kota Semarang serta berbagai komunitas seni dan budaya. Acara ini menjadi bagian dari Festival Kota Lama yang rutin digelar untuk menghidupkan kembali warisan budaya dan mendorong pertumbuhan pariwisata. Kehadiran seniman muda dan pelaku kreatif turut memastikan pertunjukan tetap relevan dengan selera generasi sekarang tanpa meninggalkan akar tradisi.
Warisan Budaya yang Terus Hidup
Melalui Wayang Orang on The Street, seni wayang orang terbukti mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman. Pementasan di ruang terbuka tidak hanya mendekatkan kesenian klasik kepada masyarakat luas, tetapi juga menjadi sarana edukasi budaya bagi generasi muda. Dengan dukungan berbagai pihak, WOTS diharapkan terus menjadi agenda rutin yang mengangkat citra Semarang sebagai kota yang kaya akan seni dan budaya.