Jakarta (cvtogel) – Mahendra Siregar, yang memimpin Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Mencatat bahwa pengetahuan yang mendalam sangat penting untuk meningkatkan partisipasi. Yang lebih luas dari semua pihak dalam sektor jasa keuangan (SJK) di bidang perdagangan karbon.

Oleh karena itu, OJK telah mengembangkan dan memperkenalkan buku yang berjudul “Mengenal dan Memahami Perdagangan Karbon bagi Sektor Jasa Keuangan” sebagai bentuk komitmen untuk memperkuat ekonomi hijau dan pembangunan yang rendah karbon di Indonesia.

“Peluncuran buku ini hari ini adalah bagian dari usaha untuk meningkatkan pemahaman dan kemampuan pelaku sektor jasa keuangan tentang perdagangan karbon di Indonesia,” ungkap Mahendra di Jakarta pada hari Selasa.

Di dalam buku ini terdapat berbagai informasi, termasuk kerangka kebijakan. regulasi, serta struktur organisasi perdagangan karbon, serta mekanisme perdagangan karbon. Yang mencakup tantangan risiko yang mungkin muncul dan peran penting sektor jasa keuangan.

Mahendra menyatakan bahwa OJK menyadari akan pentingnya pemahaman menyeluruh. Tentang cara pembentukan dan penerbitan unit karbon, yang mencakup tahap perencanaan proyek, validasi dan verifikasi. Kemudian pencatatan dan penerbitan dalam Sistem Registri Nasional Pengendalian Perubahan Iklim (SRN PPI).

“Kami berharap pendekatan yang menyeluruh dan lengkap ini dapat membantu para pemangku kepentingan untuk mengerti semua langkah dalam pasar dan bursa karbon ini dengan baik, sehingga mereka dapat memahami proses teknis dan administratif yang perlu dipenuhi,” ujarnya.

Lebih lanjut, buku yang dikeluarkan oleh OJK ini juga membahas identifikasi potensi risiko dalam perdagangan karbon, termasuk risiko penipuan, penyajian informasi yang salah, dan greenwashing.

Mahendra juga mengingatkan bahwa penting untuk memiliki tata kelola yang baik, pemantauan yang efektif, serta keterlibatan aktif dari semua pemangku kepentingan untuk menjaga kepercayaan dan integritas pasar karbon, mengingat ini terkait dengan kredibilitas sistem nasional.

OJK berusaha agar isi buku ini tidak hanya berguna bagi pengambil kebijakan dan pelaku industri keuangan, tetapi juga mudah dipahami oleh semua kalangan serta masyarakat umum yang tertarik untuk mengetahui hal baru dalam pengendalian perubahan iklim melalui pasar karbon.

“Semoga buku ini bisa menjadi sumber informasi yang berguna, tidak hanya untuk pelaku industri jasa keuangan, tetapi juga bagi banyak kalangan seperti akademisi, peneliti, mahasiswa, serta masyarakat luas untuk mendukung pencapaian target Net Zero Emission Indonesia pada tahun 2060 atau lebih cepat,” harap Mahendra.

Dalam kesempatan yang sama, Iman Rachman, Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI), mengungkapkan bahwa sejak dimulainya perdagangan di Bursa Karbon Indonesia (IDXCarbon) pada tanggal 26 September 2023, enam dari 15 pembeli pertama berasal dari sektor jasa keuangan.

“Data terbaru mengenai penggunaan atau penghapusan kredit karbon dalam Sistem Registri Nasional (SRN) yang dapat diakses publik menunjukkan bahwa lembaga-lembaga jasa keuangan lain juga terlibat,” ujar Iman.

Sementara itu, volume perdagangan karbon saat ini mencapai hampir 1,6 juta ton dalam bentuk SPE-GRK, dengan total nilai transaksi sebesar Rp77,95 miliar sejak peluncuran Bursa Karbon pada September 2023 sampai 11 Juli 2025.

Jumlah pengguna jasa juga terus meningkat dari 16 menjadi 113 pengguna. Di sisi lain, penggunaan (penghapusan) kredit karbon melonjak dari 6. 260 ton pada 2023 menjadi 980. 475 ton pada pertengahan 2025.

You May Also Like

More From Author