Jakarta (cvtogel) – Menteri Keuangan Republik Indonesia, Sri Mulyani Indrawati. Menekankan pentingnya Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) dalam meningkatkan investasi di negara ini.

Ia menyatakan bahwa Danantara, yang merupakan lembaga pengelola investasi milik negara, harus berfungsi sebagai pemicu, bukan malah menyingkirkan investasi dari sektor swasta.

“Apakah Danantara bisa berperan penting dalam meningkatkan investasi kita, ini sangat bergantung pada keberadaan Danantara sebagai milik negara. Jika terlalu dominan dan tidak dapat menarik investor, kita akan mengalami crowding out,” tutur Sri Mulyani dalam Rapat Kerja Komisi XI DPR RI di Jakarta, pada hari Kamis.

Dia menambahkan, jika Danantara dapat menarik lebih banyak investor swasta, lembaga ini dapat berfungsi dengan baik sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi.

“Apabila Danantara berhasil menarik investasi dari pihak swasta, Danantara bisa jadi pemicu pertumbuhan. Ini adalah hal yang harus selalu kita sampaikan. Kami telah terus berkomunikasi dengan tim Danantara,” katanya.

Sebagai tambahan, crowding out adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan situasi di mana investasi besar dari pemerintah justru mengurangi investasi dari sektor swasta.

Peringatan ini muncul di tengah rendahnya pertumbuhan Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) atau investasi pada kuartal pertama 2025 yang hanya mengalami pertumbuhan sebesar 2,1 persen secara tahunan.

Walaupun ekonomi nasional tetap tumbuh sebesar 4,87 persen pada kuartal pertama 2025 di tengah ketidakpastian global, Menteri Keuangan percaya bahwa pertumbuhan investasi yang lemah merupakan tanda yang harus diperhatikan.

“Jika kita ingin mencapai pertumbuhan ekonomi 5 persen, biasanya investasi juga harus tumbuh sekitar 5 persen, karena investasi menyumbang 28 persen dari PDB kita,” ungkapnya.

Sebelumnya, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas, Rachmat Pambudy, mengungkapkan bahwa Indonesia memerlukan investasi sebesar Rp8. 297,8 triliun untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi sebesar 6,3 persen pada 2026.

“Dari analisis yang dilakukan oleh Bappenas untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi sebesar 6,3 persen pada tahun 2026, total investasi yang dibutuhkan diperkirakan mencapai Rp8. 297,8 triliun,” ujarnya.

Merujuk pada total kebutuhan investasi tersebut, investasi swasta yang diperlukan adalah Rp7. 467,1 triliun atau sekitar 89,99 persen. Sementara itu, investasi dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sebesar Rp480,8 triliun atau 5,79 persen, dan investasi pemerintah sebesar Rp349,91 triliun atau 4,22 persen.

Karena terbatasnya investasi pemerintah, pentingnya investasi dari BUMN dan swasta semakin meningkat.

Kebijakan investasi akan diarahkan untuk menciptakan lingkungan investasi yang baik, serta mendorong keterlibatan BUMN dan swasta dalam proyek-proyek bernilai tambah tinggi.

“Kami menekankan kembali pentingnya keselarasan perencanaan dan anggaran serta dukungan untuk investasi produktif, terutama di sektor pertanian, energi, energi terbarukan, manufaktur, dan ekonomi digital,” ujar Menteri PPN.

You May Also Like

More From Author